Berdasarkan informasi yang ada pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk memilih Perguruan Tinggi yang baik dan benar harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Image

Gedung Fakultas Teknik UIKA Bogor

  1. Pilihlah program Studi yang sesuai dengan cita-cita, minat, dan bakat
  2. Pahami jenis Perguruan Tinggi (Universitas, Institut, Politeknik, atau Akademi atau Akademi Komunitas) baik negeri maupun Swasta
  3. Pahami prospek kerja/karir ataupun studi lanjutan dari program studi yang dipilih
  4. Pastikan program studi dari perguruan tinggi negeri/swasta telah memiliki status Akreditasi dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) melalui laman: ban-pt.kemdiknas.go.id
  5. Cari informasi secara detail mengenai PTN/PTS
  • Untuk PTN melalui Perguruan Tinggi dimaksud atau melalui laman resmi
  • Untuk PTS melalui Kopertis Wilayah setempat atau melalui laman resmi
  • Kualitas Tenaga Kependidikan/Dosen (minimal dosen harus S2)
  • Sarana dan prasarana yang dimiliki
  • Biaya Perkuliahan per semester dan kesempatan untuk memperoleh beasiswa
  • Lokasi PTN/PTS
  • Kerjasama dengan Dunia Kerja/Industri
  • Unit kegiatan mahasiswa di lingkungan PTN/PTS
  • Pastikan proses belajar mengajar pada prodi tersebut berjalan baik

6. Jangan masuk pada Program Studi yang menyelenggarakan kelas jauh (kelas jauh berbeda dengan pendidikan jarak jauh). Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan resmi yang dilakukan oleh Universitas Terbuka.
Demikian, semoga bermanfaat.

Oleh: denihend | 11 Mei 2012

Program Bahagia Dunia – Akherat

Judul di atas merupakan hasil membaca suatu artikel di selebaran. Saya fikir ini penting juga dan bermanfaat untuk dibagi kepada setiap pembaca. Memang judulnya tidak persis demikian tapi dengan sedikit perubahan menjadi seperti judul di atas. Semoga dengan mengubah sedikit judul aslinya tidak mengubah makna yang sebenarnya. Namun hasil membaca artikel tersebut kira-kira maknanya dapat disimpulkan seperti judul tulisan di atas. Selain itu, dengan menulis ini membantu saya mengingatkan kembali hal-hal penting dalam program tersebut yang sudah seharusnya dilakukan jika ingin meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Memang kegiatan ini berat tapi semoga menjadi ringan jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan semoga Allah Swt memberi kekuatan dan kemudahan dalam menunaikannya.

20090519152543

Jika program ini diamalkan secara jujur dan bersungguh-sungguh, insyaallah dalam waktu yang tidak lama Allah menjadikan orang yang melakukannya meraih kebahagiaan dan kesejahteraan (baca kaya raya). Percaya atau tidak inilah suatu program luar biasa yang harus dicoba untuk ditunaikan dengan baik. Namun untuk melaksanakan program ini dibutuhkan rutinitas (istiqomah) agar Allah lebih cepat memudahkan dalam meraih keberhasilan dan kesuksesan. Sesungguhnya tidak akan terasa berat, jika kita mengerjakannya semata-mata karena Allah Swt sang pemberi rejeki.

Adapun program Bahagia Dunia – Akhirat dimaksud adalah sebagai berikut:

  1. Laksnakan shalat lima waktu, setiap hari tanpa terputus dan usahakan dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushola. Tidak ada alasan untuk meninggalkannya.
  2. Laksanakan shalat sunat tahajud (8 rakaat, 4 salam) yang ditunaikan setiap malam 1 jam sebelum subuh. Allah berfirman: “dan pada sebagian malam bersholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu” (Al Isra:79)
  3. Laksanakan shalat sunat witir (3 rakaat, 2 salam) dan dilaksanakan setiap malam setelah shalat sunat tahajud.
  4. Laksanakan shalat Dzuha, setiap pagi antara pukul 7.00 s.d. 11.00 Wib. Rasulullah bersabda: Barang siapa yang senantiasa melaksanakan shalat dzuha, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan (HR Tirmidzi)
  5. Setiap malam membaca Alquran secara rutin dan tidak lupa membaca surat Al Waqiah.
  6. Untuk melengkapi ibadah, lakukan juga ibadah puasa senin dan kamis.

Demikian program yang mengantarkan kita meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jika semua kegiatan ibadah di atas dilakukan secara ikhlas dan istiqomah, Insyaallah dunia dalam genggaman dan di akhirat nanti menjadi ahli surga. Tulisan ini saya “share” bukan berarti saya telah melaksanakan dengan baik tapi berusaha untuk menjadi lebih baik setiap waktunya. Namun saya yakin para pembaca juga sudah banyak yang menunaikan program ini dengan jauh lebih baik.

Semoga bermanfaat. Amin.

Oleh: denihend | 25 Januari 2012

Bila Kutitipkan

25

Bila kutitipkan dukaku pada langit, pastilah langit memanggil mendung.

Bila kutitipkan resahku pada angin, pastilah angin menyeru badai.

Bila kutitipkan geramku pada laut, pastilah laut menggiring gelombang.

Bila kutitipkan dendamku pada gunung, pastilah gunung meluapkan api.

Tapi

Kan kusimpan sendiri mendung dukaku dalam langit dadaku.

Kusimpan sendiri badai resahku dalam angin desahku.

Kusimpan sendiri gelombang geramku dalam laut fahamku

Kusimpan sendiri

(M Bisri)

Oleh: denihend | 21 November 2011

MEMAHAMI CINTA KASIH

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.

Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.
Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang……… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”

image

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.

Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Pohon apel itupun menjawab, “Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu."
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel. “Aku sedih,” kata anak lelaki itu. “Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?
Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” Kemudian anak laki-laki itu menjawab, “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.”

Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel. “Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu. “Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. “Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali.

image

Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang. Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak sahabat dan rekan. Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

(Sumber: http://forum.kompas.com/teras/46354)

Oleh: denihend | 5 November 2011

Persyaratan Peserta Sertifikasi Dosen

image

Berikut adalah persyaratan untuk menjadi peserta sertifikasi dosen yang kami kutip dari http://serdos.dikti.go.id./. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S2/setara dari Program Studi Pasca Sarjana yang terakreditasi;
  2. dosen tetap di perguruan tinggi negeri atau dosen DPK di perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat atau dosen tetap yayasan di perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat yang telah mendapatkan inpassing dari pejabat berwenang yang diberi kuasa oleh Mendiknas (pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2008);
  3. telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya dua tahun di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap;
  4. memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya Asisten Ahli;
  5. melaksanakan Tridharma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks pada setiap semester di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap. Tugas tambahan dosen sebagai unsur pimpinan di lingkungan perguruan tinggi diperhitungkan sks-nya sesuai aturan yang berlaku;
  6. dosen yang belum memiliki kualifikasi akademik magister (S2)/setara dapat mengikuti sertifikasi apabila (a) mencapai usia 60 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 30 tahun sebagai dosen, atau mempunyai jabatan akademik lektor kepala dengan golongan IV/c, dan (b) memiliki kriteria sesuai butir 2 sd 5 di atas;

Demikian semoga bermanfaat.

Oleh: denihend | 9 Agustus 2011

NEGARAWAN VS POLITISI

Oleh: denihend | 9 Agustus 2011

Beda Negarawan dan Politikus

Bedanya negarawan dan politikus adalah negarawan memikirkan tentang next generation; politikus memikirkan next election.
Negarawan berkorban untuk generasi yang akan datang. Politikus terkadang mengorbankan generasi yang akan datang

Oleh: denihend | 18 Juli 2011

Materi Kuliah

Pengantar Teknologi Informasi

Oleh: denihend | 9 Juli 2011

Yang …

20090826142451

Yang singkat itu "waktu",

yang dekat itu "mati,

yang besar itu "nafsu",

yang berat itu "amanah",

yang sulit itu "ikhlas",

yang mudah itu "berbuat dosa",

yang abadi itu "amal soleh",

yg diinvestigasi itu "amal perbuatan",

yg diaudit itu "apa yg kita miliki",  dan

yg terindah itu "mau saling memaafkan".

Oleh: denihend | 18 Juni 2011

3 Filter Informasi

Socrates

Di jaman Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seseorang datang dan berkata, “Tahukah anda apa yang saya ketahui tentang teman anda?”

“Tunggu beberapa menit,” Socrates menjawab.

“Sebelum anda menceritakan apa pun pada saya, saya akan memberikan suatu tes sederhana. Ini disebut Triple Filter Test”.

“Triple filter test?”

“Benar”, kata Socrates.

“Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan anda katakan.

Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test.

Filter pertama adalah KEBENARAN. “Apakah anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan anda katakan pada saya benar?”

“Tidak”, jawab orang itu, “sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu”

“Baik,” kata Socrates. “Jadi anda tidak yakin bila itu benar.”

Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN.

Apakah yang akan anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?”

“Tidak, malah sebaliknya…”

“Jadi,” Socrates melanjutkan, “Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi anda tidak yakin apakah itu benar.

Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena  masih ada satu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN.

Apakah yang akan anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?”

“Tidak, sama sekali tidak”

“Jadi,”Socrates menyimpulkannya, “bila anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar, sesuatu yang buruk, dan bahkan tidak berguna, mengapa anda harus mengatakannya kepada saya?”

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat.

Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang anda kasihi.

(Alex T., Campus Indonesia, Vol 1 No 2 Mei 2011)

Older Posts »

Kategori